Asih Pembantuku
Waktu itu gue masih berumur 18-an dan sedang senang-senangnya dengan segala
sesuatu hal yang berbau seks, gue sering ngeliat majalah-majalah porno, baca
cerita porno juga ngeliat BF. Waktu itu gue udah ingin banget berhubungan seks
tapi gue belum juga berani, akhirnya gue cuma seringan onani kalau birahi gue
sedang naik dan tak tertahankan.
Di rumah gue ada pembantu baru namanya Asih. Dia seorang cewek yang kawin muda
(17 tahun) dan menjadi janda setengah tahun kemudian karena ditinggal pergi
suaminya entah kemana, dan dia kemudian menjadi pembantu di rumah gue. Asih
orangnya bersih, tinggi sedang dan ya ampun payudara besar sekali deh, gue
sering iseng ngintip pas dia sedang mandi.
Waktu itu malem minggu dan gue pulang kemalaman, biasanya kalau pulang larut
malam gue masuk lewat pintu belakang yang sengaja tidak gue kunci biar dapat
langsung masuk dari sana tanpa ketok-ketok pintu dulu. Pelan-pelan saya berjalan
menuju pintu belakang yang langsung terhubung ke gudang, ketika sampai depan
pintu gue mendengar suara desahan-desahan, gue mengurungkan niat untuk membuka
pintu dan berusaha mencari tahu suara siapa itu. Gue mengintip dari jendela nako
yang agak terbuka, gue melihat Asih pembantu gue sedang duduk setengah tiduran
di atas meja dengan posisi mengangkang dan rok yang tersingkap dia sedang
mengusap-usap vaginanya dengan tangannya sendiri gue tertegun karena baru kali
ini gue melihat vagina secara jelas gue dapat melihat dengan jelas karena lampu
di ruangan itu dibiarkan menyala.. Kulihat Asih pembantu gue asyik meraba-raba
vaginanya sendiri sambil mendesah-desah keenakan, kulihat vaginanya yang
berwarna merah kehitam-hitaman sudah basah sekali dan sesekali Asih memasukkan
jarinya ke lubangnya sendiri.
Melihat adegan seperti itu berahi gue naik dan kontol gue pun mulai mengeras,
terpikir olehku untuk masuk ke gudang dan ikut adegan itu tapi gue tidak berani
sehingga gue hanya melihat adegan per adegan dari balik jendela. Desahan-desahan
Asih semakin sering seiring dengan makin cepatnya tanggannya mengusap-usap
vagina. Tiba-tiba ada suara barang jatuh sehingga gue sangat terkejut begitu
juga Asih dia langsung menghentikan kegiatannya dan menutup roknya yang
tersingkap. Asih turun dari meja dan berusaha mencari tahu suara apa itu, karena
takut ketahuan gue langsung sembunyi di balik tong yang ada di kiri pintu
gudang. Tiba-tiba kudengar suara Asih mengertak pelahan kemudian suara kucing
keluar dari jendela nako tempat gue tadi mengintip, rupanya suara tadi adalah
suara kucing yang menjatuhkan sesuatu dan sekarang kucing itu diusir oleh Asih.
Dalam keadaan masih setengah terkejut saya keluar dari persembunyian dan
berjalan mendekati pintu, sesampai didepan pintu kepikir olehku apakah Asih akan
meneruskan permainannya ? Guepun mengurungkan niat membuka pintu dan mendekati
jendela untuk mengintip lagi, untung jendelanya tidak ditutup oleh Asih.
Gue lihat sepi sekali didalam gue pikir Asih menghentikan apa yang dilakukannya,
tapi beberapa saat tampak Asih berjalan mendekati meja dengan membawa sesuatu,
dia kembali duduk setengah tiduran di atas meja dan mulai menyingkapkan roknya
sehingga tampak jembutnya yang hitam mengkilap, dia menyibakkan jembutnya yang
sangat lebat itu sehingga tampaklah bibir vaginanya yang merah kehitam-hitaman
dan mulailah dia mengusap-usap vaginanya yang mulai tampak agak basah sesekali
dia memasukkan jari tengahnya sambil mengerang keenakan. Beberapa saat kemudian
tampak dia mengambil benda yang dibawanya tadi, ternyata sebuah mentimun yang
berukuran sedang dan Asih berusaha memasukkan mentimun itu kedalam vaginanya.
Setelah masuk separo dia mengerakkan mentimun itu keluar masuk vaginanya sambil
tangan kirinya meremas-remas payudara kirinya yang besar. Gue tegang sekali
melihat adegan itu dan kontol gue juga berontak dalam celana yang sempit, sambil
melihat itu semua tanpa sadar tangan kiriku mengusap-usap kontolku sendiri,
tampak di dalam Asih masih asyik mengerakkan mentimun itu sesekali dia
merapatkan kedua kakinya sehingga mentimun itu terjepit vaginanya dan dia
mengaduh keenakan.
Karena saking tegangnya akhirnya mani gue keluar seiiring
dengan makin cepatnya Asih menggerakkan mentimun itu keluar masuk dan diakhiri
dengan didorongnya mentimun itu dalam-dalam, gue juga nggak bisa nahan mani gue
yang akhirnya tumpah di dalam celana, dan guepun terduduk lemes di bawah jendela
tempat gue ngintip. Tak lama kemudian Asih juga mengakhiri kegiatannya dan
kembali masuk ke dalam kamarnya di dekat dapur. Beberapa saat kemudian gue juga
masuk dalam keadaan celana yang basah oleh air maniku sendiri.
Beberapa saat kemudian gue beranjak masuk menuju kamar gue, pas lewat depan
kamar Asih gue berjalan pelahan-lahan tak gue dengar suara apapun kemungkinan
Asih udah tidur. Pas dikamar langsung gue lepasin semua celana gue maka kontol
guepun menjuntai keluar, pelan-pelan kuusap-usap kepala kontol gue dengan
mempergunakan tangan kanan yang dibasahi dengan body lotion tampak kepala kontol
gue pelan-pelan mulai membesar dan mengeras tangan kiri gue memegang batang
kemaluan gue erat-erat sehingga kepala kontol gue makin membesar dan berwarna
kemerah-merahan. Kepala kontol yang telah membesar itu kuusap-usap terus
sehingga ukurannya sampai satu setengah kali batang kontolnya, sesekali gue
usap-usap lubangnya sehingga rasanya serrr.. bukan main nikmatnya sambil
membayang-bayangkan vagina Asih. Gue berpikir gimana kalo kontol gue yang bagus
ini gue masukkan ke vaginanya Asih sambil membayang-bayangkan adegan barusan.
Hasratku makin memuncak dan makin lama gue merasakan sesuatu akan terdorong
keluar dari kontolku dan kepala kontol itu akhirnya gue genggam erat-erat dan
croot……. mani guepun keluar menyemprot dengan diiringi rasa nikmat yang luar
biasa dan seluruh tubuh gue tergetar luar biasa. Akhirnya hue tertidur kelemesen
habis ngocok dengan tubuh masih telanjang.
Paginya aku terbangun karena pintu telah digedor-gedor babe gue, wah sialan hari
sudah beranjak siang cepat-cepat aku berpakaian dan membukakan pintu, tampak
babe gue udah dandan rapi, ternyata babe ama mama gue mau pergi kondangan dan
gue ditinggalin sendirian dirumah, ya udah gue kembali masuk ke kamar dan
tidur-tiduran didalam kamar. Sambil tiduran gue usap-usap kontol gue ketika
teringat adegan Asih tadi malam tak lama kemudian kontol gue udah ngaceng ingin
rasanya gue nidurin Asih tapi gimana caranya ?
Sedang asyik-asyiknya ngelamun tiba-tiba pintu kamar gue diketok seseorang,
ternyata Asih yang menawarkan sarapan untuk gue, langsung saja ada ide terlintas
di kepala dan kemudian pintu kubuka dan Asih yang ada di depan pintu langsung
gue seret masuk ke dalam kamar, Asih berusaha berontak tapi karena kerasnya gue
menyeretnya dia terjatuh di tempat tidur gue langsung saja dia gue tindih dan
karena dia mengenakan rok tangan gue langsung masuk ke dalamnya dan
meremas-remas vaginanya. Asih merintih kesakitan karena payudaranya juga gue
remas dengan tangan kiri. Dalam rintihannya Asih mohon jangan diremas-remas
vaginanya "pelan-pelan dong mas, diusap-usap aja ?" begitu katanya kontan
tanganku berubah mengusap-usap vaginanya dari balik celana dan otomatis Asih
berhenti merintih malah dia berkata "tutup dulu pintunya dong mas nanti kalau
ada yang ngeliat gimana ?" dengan kaki kututup pintu kamarku sambil terus
mengusap-usap vagina Asih yang membukit dan karena tangan kiriku meraba-raba
payudara Asih hanya dari luar pakaian maka akhirnya kulepas kancing-kancing
pakaian Asih sehingga tampak payudaranya yang terbungkus BH putih dan menantang,
karena terburu-buru aku kesulitan melepas BH-nya kedua tanganku merogoh ke
belakang berusaha mencari kancing BH itu tapi tidak juga ketemu akhirnya Asih
memberitahu kalau BH yang sedang dipakainya kancingnya ada di depan, akhirnya
berhasil juga kulepas BH-nya dan tampak olehku sepasang payudara yang putih
montok dan putting yang coklat kehitam-hitaman tanpa basa-basi kukecup putting
yang sebelah kanan dan tangan kiriku mempermainkan putting yang sebelah kiri
Asihpun terdengar mengaduh keenakan kuhisap-isap terus putingnya sambil sesekali
kugigit pelahan dengan bibirku. Kemudian tangan kananku kembali mengusap-usap
vaginanya yang kini sudah mulai basah hingga ke celana dalamnya, kemudian
kulepas celana warna krem itu sehingga tanganku bebas meraba-raba semua bagian
vaginanya. "Berhenti dulu mas, roknya dilepas saja sekalian biar lebih leluasa"
kata Asih disela-sela rintihannya. Gue lepas roknya dan gue singkirkan semua
pakaiannya sehingga tampak Asih terbaring telanjang di ranjang gue, meskipun dia
orang desa tetapi tampak tubuhnya terawat dengan baik hal itu terlihat pada
kulitnya yang putih muluh dan halus.
Guepun melepas semua pakaian yang gue kenakan dan kembali meraba-raba Asih "mas,
Asih boleh pegang kontol mas nggak" pinta Asih tentu saja gue iyakan maka tanpa
tanya-tanya lagi Asih langsung mengenggam batang kemaluan gue.
Waktu itu vagina Asih udah sangat basah hingga
jari-jari gue dapat dengan mudahnya meluncur masuk ke liangnya dan Asihpun
menjerit kecil. Saya masukkan jari gue dalam-dalam, dalam hati gue berbisik aduh
kok lubangnya nggak begitu dalam hal itu dapat gue rasakan karena saat jariku
kumasukkan dalam-dalam terasa olehku dasar vaginanya dan ditengahnya ada
tonjolan daging kecil sebesar penghapus di ujung pensil, ketika gue
sentuh-sentuh daging itu pinggang asih bergoyang-goyang seakan menghindarinya
tapi tetep aja tersentuh soalnya jari gue tetep nggak lepas dari vaginanya,
semakin gue tekan-tekan dasar vaginanya asih makin menjerit-jerit keenakan. "mas
kontol mas aja yang dimasukin ke lubang biar tambah enak" pinta Asih lagi
kemudian gue ambil posisi menindih Asih dengan kontol masih ada dalam genggaman
Asih gue menindih tubuh Asih pelan-pelan Asih memasukkan kontol gue ke vaginanya
dengan tangan kanan dan ya ampun nikmatnya baru kali ini kontol gue masuk ke
dalam vagina, Asihpun mendesah keenakan.
"mas, masukin terus ya" kata Asih dan kudorong pantat gue sehingga ko
ntol gue
amblas masuk ke dalam vagina Asih tapi sepertinya vagina asih memeang nggak
begitu dalam jadi kontolku tak semuanya bisa masuk. "Digoyang dong mas, biar
tambah enak" kata Asih maka pelan-pelan kugoyang pantat gue memutar, gerakan
gue
masih kaku karena baru kali ini gue berhubungan seks, gue hanya mencontoh
gerakan dari BF yang sering gue tonton. Setelah beberapa saat gue bergoyang
memutar kemudian kutarik kontol gue dan kugerakkan keluar masuk.
"aaaahh......eeenaaaak masss.…. terus dong……" Asih mendesah keenakan. Mungkin
karena baru pertama kali tak lama kemudian aku udah ngerasa mau keluar, dan gue
berbisik " sih gue udah mau keluar nih "
"Sebentar lagi mas gue juga udah ingin keluar nih"
kugerakkan terus kontolku keluar masuk, tiba-tiba Asih menjerit kecil sambil
menarik pantatku sehingga kontolku amblas masuk ke dalam "Asih keluar mas"
rintih Asih. Dan kemudian croot.. manikupun juga keluar wah rasanya seperti
diawang-awang deh. Sambil merasakan enaknya vagina asih gue juga meremas-remas
kedua susunya, saat uitu gue rasakan vagina asih yang berdenyut-denyut sehingga
kontol gue seperti diremas-remas hal ini berlangsung beberapa saat sampai asih
kemudian mengeluarkan kontol gue dan meremas-remasnya sehingga rasanya sampai ke
ubun-ubun. Kemudian Asih menciumi bibirku sambil berkata
"Makasih mas kontol mas enak sekali gede lagi"
"Enakan mana sama mentimun tadi malam ? goda gue
"ah.. mas kok tahu ngintip ya ? jelas enak punyanya mas, kan kontol mas bisa
bergerak-gerak anget lagi kalau mentimun sudah harus digerakkan, dingin lagi"
" makanya kalau besok ingin, ngajak mas aja ya jangan pakai mentimun lagi"
"ah mas "
Setelah itu gue sering bersenggama dengan Asih, kami melakukannya tengah malam
dikamar Asih atau di kamar gue, sesekali kita melakukannya di gudang atau di
kamar mandi. Dan kita berdua menggunakan kode mentimun kalau ingin melakukannya,
misalnya "Sih kamu ingin mentimun nggak ? gitu kalau gue mengajaknya atau "Mas
nanti malam minta mentimun ya" kalau Asih yang mengajak
TAMAT
Waktu itu gue masih berumur 18-an dan sedang senang-senangnya dengan segala
sesuatu hal yang berbau seks, gue sering ngeliat majalah-majalah porno, baca
cerita porno juga ngeliat BF. Waktu itu gue udah ingin banget berhubungan seks
tapi gue belum juga berani, akhirnya gue cuma seringan onani kalau birahi gue
sedang naik dan tak tertahankan.
Di rumah gue ada pembantu baru namanya Asih. Dia seorang cewek yang kawin muda
(17 tahun) dan menjadi janda setengah tahun kemudian karena ditinggal pergi
suaminya entah kemana, dan dia kemudian menjadi pembantu di rumah gue. Asih
orangnya bersih, tinggi sedang dan ya ampun payudara besar sekali deh, gue
sering iseng ngintip pas dia sedang mandi.
Waktu itu malem minggu dan gue pulang kemalaman, biasanya kalau pulang larut
malam gue masuk lewat pintu belakang yang sengaja tidak gue kunci biar dapat
langsung masuk dari sana tanpa ketok-ketok pintu dulu. Pelan-pelan saya berjalan
menuju pintu belakang yang langsung terhubung ke gudang, ketika sampai depan
pintu gue mendengar suara desahan-desahan, gue mengurungkan niat untuk membuka
pintu dan berusaha mencari tahu suara siapa itu. Gue mengintip dari jendela nako
yang agak terbuka, gue melihat Asih pembantu gue sedang duduk setengah tiduran
di atas meja dengan posisi mengangkang dan rok yang tersingkap dia sedang
mengusap-usap vaginanya dengan tangannya sendiri gue tertegun karena baru kali
ini gue melihat vagina secara jelas gue dapat melihat dengan jelas karena lampu
di ruangan itu dibiarkan menyala.. Kulihat Asih pembantu gue asyik meraba-raba
vaginanya sendiri sambil mendesah-desah keenakan, kulihat vaginanya yang
berwarna merah kehitam-hitaman sudah basah sekali dan sesekali Asih memasukkan
jarinya ke lubangnya sendiri.
Melihat adegan seperti itu berahi gue naik dan kontol gue pun mulai mengeras,
terpikir olehku untuk masuk ke gudang dan ikut adegan itu tapi gue tidak berani
sehingga gue hanya melihat adegan per adegan dari balik jendela. Desahan-desahan
Asih semakin sering seiring dengan makin cepatnya tanggannya mengusap-usap
vagina. Tiba-tiba ada suara barang jatuh sehingga gue sangat terkejut begitu
juga Asih dia langsung menghentikan kegiatannya dan menutup roknya yang
tersingkap. Asih turun dari meja dan berusaha mencari tahu suara apa itu, karena
takut ketahuan gue langsung sembunyi di balik tong yang ada di kiri pintu
gudang. Tiba-tiba kudengar suara Asih mengertak pelahan kemudian suara kucing
keluar dari jendela nako tempat gue tadi mengintip, rupanya suara tadi adalah
suara kucing yang menjatuhkan sesuatu dan sekarang kucing itu diusir oleh Asih.
Dalam keadaan masih setengah terkejut saya keluar dari persembunyian dan
berjalan mendekati pintu, sesampai didepan pintu kepikir olehku apakah Asih akan
meneruskan permainannya ? Guepun mengurungkan niat membuka pintu dan mendekati
jendela untuk mengintip lagi, untung jendelanya tidak ditutup oleh Asih.
Gue lihat sepi sekali didalam gue pikir Asih menghentikan apa yang dilakukannya,
tapi beberapa saat tampak Asih berjalan mendekati meja dengan membawa sesuatu,
dia kembali duduk setengah tiduran di atas meja dan mulai menyingkapkan roknya
sehingga tampak jembutnya yang hitam mengkilap, dia menyibakkan jembutnya yang
sangat lebat itu sehingga tampaklah bibir vaginanya yang merah kehitam-hitaman
dan mulailah dia mengusap-usap vaginanya yang mulai tampak agak basah sesekali
dia memasukkan jari tengahnya sambil mengerang keenakan. Beberapa saat kemudian
tampak dia mengambil benda yang dibawanya tadi, ternyata sebuah mentimun yang
berukuran sedang dan Asih berusaha memasukkan mentimun itu kedalam vaginanya.
Setelah masuk separo dia mengerakkan mentimun itu keluar masuk vaginanya sambil
tangan kirinya meremas-remas payudara kirinya yang besar. Gue tegang sekali
melihat adegan itu dan kontol gue juga berontak dalam celana yang sempit, sambil
melihat itu semua tanpa sadar tangan kiriku mengusap-usap kontolku sendiri,
tampak di dalam Asih masih asyik mengerakkan mentimun itu sesekali dia
merapatkan kedua kakinya sehingga mentimun itu terjepit vaginanya dan dia
mengaduh keenakan.
Karena saking tegangnya akhirnya mani gue keluar seiiring
dengan makin cepatnya Asih menggerakkan mentimun itu keluar masuk dan diakhiri
dengan didorongnya mentimun itu dalam-dalam, gue juga nggak bisa nahan mani gue
yang akhirnya tumpah di dalam celana, dan guepun terduduk lemes di bawah jendela
tempat gue ngintip. Tak lama kemudian Asih juga mengakhiri kegiatannya dan
kembali masuk ke dalam kamarnya di dekat dapur. Beberapa saat kemudian gue juga
masuk dalam keadaan celana yang basah oleh air maniku sendiri.
Beberapa saat kemudian gue beranjak masuk menuju kamar gue, pas lewat depan
kamar Asih gue berjalan pelahan-lahan tak gue dengar suara apapun kemungkinan
Asih udah tidur. Pas dikamar langsung gue lepasin semua celana gue maka kontol
guepun menjuntai keluar, pelan-pelan kuusap-usap kepala kontol gue dengan
mempergunakan tangan kanan yang dibasahi dengan body lotion tampak kepala kontol
gue pelan-pelan mulai membesar dan mengeras tangan kiri gue memegang batang
kemaluan gue erat-erat sehingga kepala kontol gue makin membesar dan berwarna
kemerah-merahan. Kepala kontol yang telah membesar itu kuusap-usap terus
sehingga ukurannya sampai satu setengah kali batang kontolnya, sesekali gue
usap-usap lubangnya sehingga rasanya serrr.. bukan main nikmatnya sambil
membayang-bayangkan vagina Asih. Gue berpikir gimana kalo kontol gue yang bagus
ini gue masukkan ke vaginanya Asih sambil membayang-bayangkan adegan barusan.
Hasratku makin memuncak dan makin lama gue merasakan sesuatu akan terdorong
keluar dari kontolku dan kepala kontol itu akhirnya gue genggam erat-erat dan
croot……. mani guepun keluar menyemprot dengan diiringi rasa nikmat yang luar
biasa dan seluruh tubuh gue tergetar luar biasa. Akhirnya hue tertidur kelemesen
habis ngocok dengan tubuh masih telanjang.
Paginya aku terbangun karena pintu telah digedor-gedor babe gue, wah sialan hari
sudah beranjak siang cepat-cepat aku berpakaian dan membukakan pintu, tampak
babe gue udah dandan rapi, ternyata babe ama mama gue mau pergi kondangan dan
gue ditinggalin sendirian dirumah, ya udah gue kembali masuk ke kamar dan
tidur-tiduran didalam kamar. Sambil tiduran gue usap-usap kontol gue ketika
teringat adegan Asih tadi malam tak lama kemudian kontol gue udah ngaceng ingin
rasanya gue nidurin Asih tapi gimana caranya ?
Sedang asyik-asyiknya ngelamun tiba-tiba pintu kamar gue diketok seseorang,
ternyata Asih yang menawarkan sarapan untuk gue, langsung saja ada ide terlintas
di kepala dan kemudian pintu kubuka dan Asih yang ada di depan pintu langsung
gue seret masuk ke dalam kamar, Asih berusaha berontak tapi karena kerasnya gue
menyeretnya dia terjatuh di tempat tidur gue langsung saja dia gue tindih dan
karena dia mengenakan rok tangan gue langsung masuk ke dalamnya dan
meremas-remas vaginanya. Asih merintih kesakitan karena payudaranya juga gue
remas dengan tangan kiri. Dalam rintihannya Asih mohon jangan diremas-remas
vaginanya "pelan-pelan dong mas, diusap-usap aja ?" begitu katanya kontan
tanganku berubah mengusap-usap vaginanya dari balik celana dan otomatis Asih
berhenti merintih malah dia berkata "tutup dulu pintunya dong mas nanti kalau
ada yang ngeliat gimana ?" dengan kaki kututup pintu kamarku sambil terus
mengusap-usap vagina Asih yang membukit dan karena tangan kiriku meraba-raba
payudara Asih hanya dari luar pakaian maka akhirnya kulepas kancing-kancing
pakaian Asih sehingga tampak payudaranya yang terbungkus BH putih dan menantang,
karena terburu-buru aku kesulitan melepas BH-nya kedua tanganku merogoh ke
belakang berusaha mencari kancing BH itu tapi tidak juga ketemu akhirnya Asih
memberitahu kalau BH yang sedang dipakainya kancingnya ada di depan, akhirnya
berhasil juga kulepas BH-nya dan tampak olehku sepasang payudara yang putih
montok dan putting yang coklat kehitam-hitaman tanpa basa-basi kukecup putting
yang sebelah kanan dan tangan kiriku mempermainkan putting yang sebelah kiri
Asihpun terdengar mengaduh keenakan kuhisap-isap terus putingnya sambil sesekali
kugigit pelahan dengan bibirku. Kemudian tangan kananku kembali mengusap-usap
vaginanya yang kini sudah mulai basah hingga ke celana dalamnya, kemudian
kulepas celana warna krem itu sehingga tanganku bebas meraba-raba semua bagian
vaginanya. "Berhenti dulu mas, roknya dilepas saja sekalian biar lebih leluasa"
kata Asih disela-sela rintihannya. Gue lepas roknya dan gue singkirkan semua
pakaiannya sehingga tampak Asih terbaring telanjang di ranjang gue, meskipun dia
orang desa tetapi tampak tubuhnya terawat dengan baik hal itu terlihat pada
kulitnya yang putih muluh dan halus.
Guepun melepas semua pakaian yang gue kenakan dan kembali meraba-raba Asih "mas,
Asih boleh pegang kontol mas nggak" pinta Asih tentu saja gue iyakan maka tanpa
tanya-tanya lagi Asih langsung mengenggam batang kemaluan gue.
Waktu itu vagina Asih udah sangat basah hingga
jari-jari gue dapat dengan mudahnya meluncur masuk ke liangnya dan Asihpun
menjerit kecil. Saya masukkan jari gue dalam-dalam, dalam hati gue berbisik aduh
kok lubangnya nggak begitu dalam hal itu dapat gue rasakan karena saat jariku
kumasukkan dalam-dalam terasa olehku dasar vaginanya dan ditengahnya ada
tonjolan daging kecil sebesar penghapus di ujung pensil, ketika gue
sentuh-sentuh daging itu pinggang asih bergoyang-goyang seakan menghindarinya
tapi tetep aja tersentuh soalnya jari gue tetep nggak lepas dari vaginanya,
semakin gue tekan-tekan dasar vaginanya asih makin menjerit-jerit keenakan. "mas
kontol mas aja yang dimasukin ke lubang biar tambah enak" pinta Asih lagi
kemudian gue ambil posisi menindih Asih dengan kontol masih ada dalam genggaman
Asih gue menindih tubuh Asih pelan-pelan Asih memasukkan kontol gue ke vaginanya
dengan tangan kanan dan ya ampun nikmatnya baru kali ini kontol gue masuk ke
dalam vagina, Asihpun mendesah keenakan.
"mas, masukin terus ya" kata Asih dan kudorong pantat gue sehingga ko
ntol gue
amblas masuk ke dalam vagina Asih tapi sepertinya vagina asih memeang nggak
begitu dalam jadi kontolku tak semuanya bisa masuk. "Digoyang dong mas, biar
tambah enak" kata Asih maka pelan-pelan kugoyang pantat gue memutar, gerakan
gue
masih kaku karena baru kali ini gue berhubungan seks, gue hanya mencontoh
gerakan dari BF yang sering gue tonton. Setelah beberapa saat gue bergoyang
memutar kemudian kutarik kontol gue dan kugerakkan keluar masuk.
"aaaahh......eeenaaaak masss.…. terus dong……" Asih mendesah keenakan. Mungkin
karena baru pertama kali tak lama kemudian aku udah ngerasa mau keluar, dan gue
berbisik " sih gue udah mau keluar nih "
"Sebentar lagi mas gue juga udah ingin keluar nih"
kugerakkan terus kontolku keluar masuk, tiba-tiba Asih menjerit kecil sambil
menarik pantatku sehingga kontolku amblas masuk ke dalam "Asih keluar mas"
rintih Asih. Dan kemudian croot.. manikupun juga keluar wah rasanya seperti
diawang-awang deh. Sambil merasakan enaknya vagina asih gue juga meremas-remas
kedua susunya, saat uitu gue rasakan vagina asih yang berdenyut-denyut sehingga
kontol gue seperti diremas-remas hal ini berlangsung beberapa saat sampai asih
kemudian mengeluarkan kontol gue dan meremas-remasnya sehingga rasanya sampai ke
ubun-ubun. Kemudian Asih menciumi bibirku sambil berkata
"Makasih mas kontol mas enak sekali gede lagi"
"Enakan mana sama mentimun tadi malam ? goda gue
"ah.. mas kok tahu ngintip ya ? jelas enak punyanya mas, kan kontol mas bisa
bergerak-gerak anget lagi kalau mentimun sudah harus digerakkan, dingin lagi"
" makanya kalau besok ingin, ngajak mas aja ya jangan pakai mentimun lagi"
"ah mas "
Setelah itu gue sering bersenggama dengan Asih, kami melakukannya tengah malam
dikamar Asih atau di kamar gue, sesekali kita melakukannya di gudang atau di
kamar mandi. Dan kita berdua menggunakan kode mentimun kalau ingin melakukannya,
misalnya "Sih kamu ingin mentimun nggak ? gitu kalau gue mengajaknya atau "Mas
nanti malam minta mentimun ya" kalau Asih yang mengajak
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar