Kamis, 21 Juli 2011

Asih Pembantuku

Asih Pembantuku

Waktu itu gue masih berumur 18-an dan sedang senang-senangnya dengan segala

sesuatu hal yang berbau seks, gue sering ngeliat majalah-majalah porno, baca

cerita porno juga ngeliat BF. Waktu itu gue udah ingin banget berhubungan seks

tapi gue belum juga berani, akhirnya gue cuma seringan onani kalau birahi gue

sedang naik dan tak tertahankan.

Di rumah gue ada pembantu baru namanya Asih. Dia seorang cewek yang kawin muda

(17 tahun) dan menjadi janda setengah tahun kemudian karena ditinggal pergi

suaminya entah kemana, dan dia kemudian menjadi pembantu di rumah gue. Asih

orangnya bersih, tinggi sedang dan ya ampun payudara besar sekali deh, gue

sering iseng ngintip pas dia sedang mandi.

Waktu itu malem minggu dan gue pulang kemalaman, biasanya kalau pulang larut

malam gue masuk lewat pintu belakang yang sengaja tidak gue kunci biar dapat

langsung masuk dari sana tanpa ketok-ketok pintu dulu. Pelan-pelan saya berjalan

menuju pintu belakang yang langsung terhubung ke gudang, ketika sampai depan

pintu gue mendengar suara desahan-desahan, gue mengurungkan niat untuk membuka

pintu dan berusaha mencari tahu suara siapa itu. Gue mengintip dari jendela nako

yang agak terbuka, gue melihat Asih pembantu gue sedang duduk setengah tiduran

di atas meja dengan posisi mengangkang dan rok yang tersingkap dia sedang

mengusap-usap vaginanya dengan tangannya sendiri gue tertegun karena baru kali

ini gue melihat vagina secara jelas gue dapat melihat dengan jelas karena lampu

di ruangan itu dibiarkan menyala.. Kulihat Asih pembantu gue asyik meraba-raba

vaginanya sendiri sambil mendesah-desah keenakan, kulihat vaginanya yang

berwarna merah kehitam-hitaman sudah basah sekali dan sesekali Asih memasukkan

jarinya ke lubangnya sendiri.

Melihat adegan seperti itu berahi gue naik dan kontol gue pun mulai mengeras,

terpikir olehku untuk masuk ke gudang dan ikut adegan itu tapi gue tidak berani

sehingga gue hanya melihat adegan per adegan dari balik jendela. Desahan-desahan

Asih semakin sering seiring dengan makin cepatnya tanggannya mengusap-usap

vagina. Tiba-tiba ada suara barang jatuh sehingga gue sangat terkejut begitu

juga Asih dia langsung menghentikan kegiatannya dan menutup roknya yang

tersingkap. Asih turun dari meja dan berusaha mencari tahu suara apa itu, karena

takut ketahuan gue langsung sembunyi di balik tong yang ada di kiri pintu

gudang. Tiba-tiba kudengar suara Asih mengertak pelahan kemudian suara kucing

keluar dari jendela nako tempat gue tadi mengintip, rupanya suara tadi adalah

suara kucing yang menjatuhkan sesuatu dan sekarang kucing itu diusir oleh Asih.

Dalam keadaan masih setengah terkejut saya keluar dari persembunyian dan

berjalan mendekati pintu, sesampai didepan pintu kepikir olehku apakah Asih akan

meneruskan permainannya ? Guepun mengurungkan niat membuka pintu dan mendekati

jendela untuk mengintip lagi, untung jendelanya tidak ditutup oleh Asih.

Gue lihat sepi sekali didalam gue pikir Asih menghentikan apa yang dilakukannya,

tapi beberapa saat tampak Asih berjalan mendekati meja dengan membawa sesuatu,

dia kembali duduk setengah tiduran di atas meja dan mulai menyingkapkan roknya

sehingga tampak jembutnya yang hitam mengkilap, dia menyibakkan jembutnya yang

sangat lebat itu sehingga tampaklah bibir vaginanya yang merah kehitam-hitaman

dan mulailah dia mengusap-usap vaginanya yang mulai tampak agak basah sesekali

dia memasukkan jari tengahnya sambil mengerang keenakan. Beberapa saat kemudian

tampak dia mengambil benda yang dibawanya tadi, ternyata sebuah mentimun yang

berukuran sedang dan Asih berusaha memasukkan mentimun itu kedalam vaginanya.

Setelah masuk separo dia mengerakkan mentimun itu keluar masuk vaginanya sambil

tangan kirinya meremas-remas payudara kirinya yang besar. Gue tegang sekali

melihat adegan itu dan kontol gue juga berontak dalam celana yang sempit, sambil

melihat itu semua tanpa sadar tangan kiriku mengusap-usap kontolku sendiri,

tampak di dalam Asih masih asyik mengerakkan mentimun itu sesekali dia

merapatkan kedua kakinya sehingga mentimun itu terjepit vaginanya dan dia

mengaduh keenakan.

Karena saking tegangnya akhirnya mani gue keluar seiiring

dengan makin cepatnya Asih menggerakkan mentimun itu keluar masuk dan diakhiri

dengan didorongnya mentimun itu dalam-dalam, gue juga nggak bisa nahan mani gue

yang akhirnya tumpah di dalam celana, dan guepun terduduk lemes di bawah jendela

tempat gue ngintip. Tak lama kemudian Asih juga mengakhiri kegiatannya dan

kembali masuk ke dalam kamarnya di dekat dapur. Beberapa saat kemudian gue juga

masuk dalam keadaan celana yang basah oleh air maniku sendiri.

Beberapa saat kemudian gue beranjak masuk menuju kamar gue, pas lewat depan

kamar Asih gue berjalan pelahan-lahan tak gue dengar suara apapun kemungkinan

Asih udah tidur. Pas dikamar langsung gue lepasin semua celana gue maka kontol

guepun menjuntai keluar, pelan-pelan kuusap-usap kepala kontol gue dengan

mempergunakan tangan kanan yang dibasahi dengan body lotion tampak kepala kontol

gue pelan-pelan mulai membesar dan mengeras tangan kiri gue memegang batang

kemaluan gue erat-erat sehingga kepala kontol gue makin membesar dan berwarna

kemerah-merahan. Kepala kontol yang telah membesar itu kuusap-usap terus

sehingga ukurannya sampai satu setengah kali batang kontolnya, sesekali gue

usap-usap lubangnya sehingga rasanya serrr.. bukan main nikmatnya sambil

membayang-bayangkan vagina Asih. Gue berpikir gimana kalo kontol gue yang bagus

ini gue masukkan ke vaginanya Asih sambil membayang-bayangkan adegan barusan.

Hasratku makin memuncak dan makin lama gue merasakan sesuatu akan terdorong

keluar dari kontolku dan kepala kontol itu akhirnya gue genggam erat-erat dan

croot……. mani guepun keluar menyemprot dengan diiringi rasa nikmat yang luar

biasa dan seluruh tubuh gue tergetar luar biasa. Akhirnya hue tertidur kelemesen

habis ngocok dengan tubuh masih telanjang.

Paginya aku terbangun karena pintu telah digedor-gedor babe gue, wah sialan hari

sudah beranjak siang cepat-cepat aku berpakaian dan membukakan pintu, tampak

babe gue udah dandan rapi, ternyata babe ama mama gue mau pergi kondangan dan

gue ditinggalin sendirian dirumah, ya udah gue kembali masuk ke kamar dan

tidur-tiduran didalam kamar. Sambil tiduran gue usap-usap kontol gue ketika

teringat adegan Asih tadi malam tak lama kemudian kontol gue udah ngaceng ingin

rasanya gue nidurin Asih tapi gimana caranya ?

Sedang asyik-asyiknya ngelamun tiba-tiba pintu kamar gue diketok seseorang,

ternyata Asih yang menawarkan sarapan untuk gue, langsung saja ada ide terlintas

di kepala dan kemudian pintu kubuka dan Asih yang ada di depan pintu langsung

gue seret masuk ke dalam kamar, Asih berusaha berontak tapi karena kerasnya gue

menyeretnya dia terjatuh di tempat tidur gue langsung saja dia gue tindih dan

karena dia mengenakan rok tangan gue langsung masuk ke dalamnya dan

meremas-remas vaginanya. Asih merintih kesakitan karena payudaranya juga gue

remas dengan tangan kiri. Dalam rintihannya Asih mohon jangan diremas-remas

vaginanya "pelan-pelan dong mas, diusap-usap aja ?" begitu katanya kontan

tanganku berubah mengusap-usap vaginanya dari balik celana dan otomatis Asih

berhenti merintih malah dia berkata "tutup dulu pintunya dong mas nanti kalau

ada yang ngeliat gimana ?" dengan kaki kututup pintu kamarku sambil terus

mengusap-usap vagina Asih yang membukit dan karena tangan kiriku meraba-raba

payudara Asih hanya dari luar pakaian maka akhirnya kulepas kancing-kancing

pakaian Asih sehingga tampak payudaranya yang terbungkus BH putih dan menantang,

karena terburu-buru aku kesulitan melepas BH-nya kedua tanganku merogoh ke

belakang berusaha mencari kancing BH itu tapi tidak juga ketemu akhirnya Asih

memberitahu kalau BH yang sedang dipakainya kancingnya ada di depan, akhirnya

berhasil juga kulepas BH-nya dan tampak olehku sepasang payudara yang putih

montok dan putting yang coklat kehitam-hitaman tanpa basa-basi kukecup putting

yang sebelah kanan dan tangan kiriku mempermainkan putting yang sebelah kiri

Asihpun terdengar mengaduh keenakan kuhisap-isap terus putingnya sambil sesekali

kugigit pelahan dengan bibirku. Kemudian tangan kananku kembali mengusap-usap

vaginanya yang kini sudah mulai basah hingga ke celana dalamnya, kemudian

kulepas celana warna krem itu sehingga tanganku bebas meraba-raba semua bagian

vaginanya. "Berhenti dulu mas, roknya dilepas saja sekalian biar lebih leluasa"

kata Asih disela-sela rintihannya. Gue lepas roknya dan gue singkirkan semua

pakaiannya sehingga tampak Asih terbaring telanjang di ranjang gue, meskipun dia

orang desa tetapi tampak tubuhnya terawat dengan baik hal itu terlihat pada

kulitnya yang putih muluh dan halus.

Guepun melepas semua pakaian yang gue kenakan dan kembali meraba-raba Asih "mas,

Asih boleh pegang kontol mas nggak" pinta Asih tentu saja gue iyakan maka tanpa

tanya-tanya lagi Asih langsung mengenggam batang kemaluan gue.

Waktu itu vagina Asih udah sangat basah hingga

jari-jari gue dapat dengan mudahnya meluncur masuk ke liangnya dan Asihpun

menjerit kecil. Saya masukkan jari gue dalam-dalam, dalam hati gue berbisik aduh

kok lubangnya nggak begitu dalam hal itu dapat gue rasakan karena saat jariku

kumasukkan dalam-dalam terasa olehku dasar vaginanya dan ditengahnya ada

tonjolan daging kecil sebesar penghapus di ujung pensil, ketika gue

sentuh-sentuh daging itu pinggang asih bergoyang-goyang seakan menghindarinya

tapi tetep aja tersentuh soalnya jari gue tetep nggak lepas dari vaginanya,

semakin gue tekan-tekan dasar vaginanya asih makin menjerit-jerit keenakan. "mas

kontol mas aja yang dimasukin ke lubang biar tambah enak" pinta Asih lagi

kemudian gue ambil posisi menindih Asih dengan kontol masih ada dalam genggaman

Asih gue menindih tubuh Asih pelan-pelan Asih memasukkan kontol gue ke vaginanya

dengan tangan kanan dan ya ampun nikmatnya baru kali ini kontol gue masuk ke

dalam vagina, Asihpun mendesah keenakan.

"mas, masukin terus ya" kata Asih dan kudorong pantat gue sehingga ko
ntol gue
amblas masuk ke dalam vagina Asih tapi sepertinya vagina asih memeang nggak

begitu dalam jadi kontolku tak semuanya bisa masuk. "Digoyang dong mas, biar

tambah enak" kata Asih maka pelan-pelan kugoyang pantat gue memutar, gerakan
gue
masih kaku karena baru kali ini gue berhubungan seks, gue hanya mencontoh

gerakan dari BF yang sering gue tonton. Setelah beberapa saat gue bergoyang

memutar kemudian kutarik kontol gue dan kugerakkan keluar masuk.

"aaaahh......eeenaaaak masss.…. terus dong……" Asih mendesah keenakan. Mungkin

karena baru pertama kali tak lama kemudian aku udah ngerasa mau keluar, dan gue

berbisik " sih gue udah mau keluar nih "

"Sebentar lagi mas gue juga udah ingin keluar nih"

kugerakkan terus kontolku keluar masuk, tiba-tiba Asih menjerit kecil sambil

menarik pantatku sehingga kontolku amblas masuk ke dalam "Asih keluar mas"

rintih Asih. Dan kemudian croot.. manikupun juga keluar wah rasanya seperti

diawang-awang deh. Sambil merasakan enaknya vagina asih gue juga meremas-remas

kedua susunya, saat uitu gue rasakan vagina asih yang berdenyut-denyut sehingga

kontol gue seperti diremas-remas hal ini berlangsung beberapa saat sampai asih

kemudian mengeluarkan kontol gue dan meremas-remasnya sehingga rasanya sampai ke

ubun-ubun. Kemudian Asih menciumi bibirku sambil berkata

"Makasih mas kontol mas enak sekali gede lagi"

"Enakan mana sama mentimun tadi malam ? goda gue
"ah.. mas kok tahu ngintip ya ? jelas enak punyanya mas, kan kontol mas bisa

bergerak-gerak anget lagi kalau mentimun sudah harus digerakkan, dingin lagi"

" makanya kalau besok ingin, ngajak mas aja ya jangan pakai mentimun lagi"
"ah mas "

Setelah itu gue sering bersenggama dengan Asih, kami melakukannya tengah malam

dikamar Asih atau di kamar gue, sesekali kita melakukannya di gudang atau di

kamar mandi. Dan kita berdua menggunakan kode mentimun kalau ingin melakukannya,

misalnya "Sih kamu ingin mentimun nggak ? gitu kalau gue mengajaknya atau "Mas

nanti malam minta mentimun ya" kalau Asih yang mengajak

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar